Atholhigh – Bandung( ANTARA)- Kepala Kantor Departemen Agama( Kemenag) Provinsi Jawa Barat yang pula Aparat Pengawas Penajaan Ibadah Haji tahun 1445 Hijriah atau 2024, Ajam Mustajam berkata jamaah haji pada tahun ini tidak memakai Mina Jadid di Armuzna, tidak menyimpang syariat.
” Inovasi ataupun inovasi yang dahsyat, paling utama RGO303 ALTERNATIF di Armuzna, ialah dengan tidak memakai mina jadid selaku kamp jamaah haji Indonesia, dengan cara syariat, tidak berlawanan dengan ketentuan sahnya ibadah haji,” tutur Ajam dalam penjelasan di Bandung, Senin.
Alibi yang lain terpaut inovasi operasional ibadah haji tahun 2024 melalui kebijaksanaan Menteri Agama( Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam pandangan teknis bermaksud memesatkan cara serta berikan kenyamanan jamaah haji.
” Tujuannya memesatkan, memudahkan, serta membagikan kenyamanan dan keamanan untuk jamaah haji,” ucap Ajam.
Lebih lanjut Ajam berkata penempatan jamaah haji Indonesia di Mina buat masa haji tahun 1445 Hijriah atau 2024 terdapat pergantian posisi ialah sekolah 1 hingga 9 dengan jumlah jamaah kurang lebih 27. 000 orang sepanjang ini sekolah itu ditempatkan di area Mina Jadid, saat ini direlokasi ke area Muaishim.
Profit dari relokasi ini, lanjut ia, jamaah haji Indonesia tidak sangat jauh dengan Jamarat, dengan impian dapat menaikkan kenyamanan jamaah, paling utama lanjut usia.
” Bila terdapat orang yang berkata tidak memakai Mina Jadid membuat kepadatan jamaah serta antrean kamar kecil yang jauh, aku selaku Regu Monitoring serta Penilaian tidak memandang begitu. Sebab bila tidak terdapat bonus jatah 20. 000 saja, tingkatan kepadatan kamp serta antrean kamar kecil senantiasa saja jauh, apalagi tidak kurang dari saat ini, bagus yang terdapat di area Mina Jadid ataupun di Muaishim,” cakap Ajam.
Tidak hanya itu, tutur ia, terdapat inovasi lain dalam ibadah haji tahun ini ialah desain Murur di Muzdalifah. Murur merupakan menginap dengan metode melintas, sehabis melaksanakan wukuf di Arafah, dimana jamaah senantiasa terletak di dalam bis dikala melampaui Muzdalifah tanpa turun, setelah itu bis bawa mereka langsung mengarah kamp di Mina.
” Dengan desain Murur ini, Alhamdulillah berjalan berhasil serta amat menolong jamaah yang udzur, alhasil jamaah yang udzur bisa melakukan prosesi haji tanpa menaikkan kepadatan di Muzdalifah,” ucap Ajam.
Perihal itu tidak bebas dari
kegiatan serupa dengan pihak Mashariq Motawif Pilgrims for Southeast Asian Countries Co, suatu industri swasta yang sediakan paket haji serta umrah.
” Mashariq ialah pihak yang sediakan sarana di Armuzna. Fasilitas- fasilitas itu ialah pendukung kelancaran penerapan ibadah haji yang diawali dari layanan administrasi jamaah( kartu Nusuk), fasilitas yang pantas, pemindahan yang nyaman, sampai layanan mengkonsumsi,” ucap Ajam.
Beliau berkata kelancaran operasional ibadah haji tahun ini dituangkan dalam inovasi teknologi Kemenag ialah Aplikasi Awasi Haji. Kemenag, lanjutnya, senantiasa memajukan keseluruhan RTP RGO303 sarana buat kenyamanan jamaah serta kekhusyukan ibadah haji, mulai dari hotel, santapan,
pemindahan, sampai sarana biasa yang lain.